MANUSIA
DAN RAS
I.
KLASIFIKASI HEWAN
Para ahli biologi yang mengemukakan
evolusi organik menyimpulkan, bahwa antara semua makhluk hidup itu ada hubungan
keturunan, untuk mengetahui kesimpulan tersebut para ahli telah menyusun
klasifikasi zoologi dimana manusia termsuk kedalamnya. Penyusunan klasifikasi
zoologi itu berdasarkan atas prinsip homologi,
yaitu persamaan struktur anatomi, bukan atas dasar fungsi organis. Berdasarkan
prinsip tersebut ahli taksonomi dapat menyusun klasifikasi zoology dan manusia
dewasa termasuk kedalam:










Kelas
mamalia terbagi kedalam tiga sub kelas yaitu :
ü Sub
kelas Prototheira
ü Sub
kelas Metotheira
ü Sub
kelas Eutheria
Eutheria termasuk mamalia yang
memiliki plasenta dan manusia termsuk kedalam seub kelas ini. Pada manusia,
struktur futusnya yang dikenal sebagai plasenta berkembang dengan baik dalam
proses fertilisasi. Sub kelas Eutheria terbagi kedalam 9 orde, yang diantaranya
yaitu : Edentata, Cetacean, Sirenia,
Ungulate, Carnivore, Rodentia, Cheiroptera, Insectivore dan Primat. Oleh
karena itu manusia termasuk kedalam orde Primat.
Primat
dapat dibagi menjadi tiga sub orde: Lemuroidae,
Tarsioidae, dan Antropoidae. Dalam hal ini manusia digolongkan kedalam Antropoidae. Antropoidae terpecah
menjadi tiga keluarga yaitu: Ceboidae, Ceropithecoidae
dan Hominoidae. Hominoidae terbagi atas tiga genus: Pithecantropus, Australopithacienae, dan Homo. Dan manusia saat ini
termasuk kedalam Homo sapiens yang berarti manusia cerdas dan bijaksana, dan
homo sapiens ini terbagi menjadi beberapa golongan berdasarkan cirri fisik yang
sama turun-temurun yang sering kita sebut dengan Ras.
II.
EVOLUSI ORGANIK
Morgan
dalam bukunya yang berjudul The
Scientific Basis of Evolution, mengemukakan organic evolution means, that animals and plants at present living on
earth have desceneded from other in the past and that in the course of time a process
of divergence has taken place, yang artinya bahwa evolusi organic berarti
hewan dan tumbuhan yang hidup di bumi saat ini adalah akibat dari masa lampau
dan dalam proses ini divergence telah terjadi, kemudian tetori lain di usung
oleh Charles darwin pada tahun 1802-1889 dalam bukunya yang sangat terkenal The Origin of species by means of natural
selection or the preservation of favoured races in the struggle for life,
dalam bukunya itu yang menjadi dasar evolusi organic adalah seleksi alam dan
seleksi seksual. Teori seleksi yang ditunjukan kepada dunia hewan ditunjukan
juga kepada manusia, namun pada akhirnya timbul beberapa keberatan terhadap
teori Darwin, antara lain bahwa variabilitas benar menimbulkan perubahan dan
perbaikan, tetapi tidak menciptakan organism baru.
III.
MANUSIA PURBA
Manusia
purba adalah jenis manusia yang hidup pada zaman Prasejarah. Para ahli dapat
mendiskripsikan kehidupan manusia purba setelah menemukan fosil dan artefak
peninggalan manusia purba itu sendiri, penemuan berupa fosil ini dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:



Makhluk yang dapat digolongkan
dalam Protoanthropik adalah Pithhecanthropus dan Sinanthropus, adapun yang
termasuk kedalam Palaeonthropik adalah Homo Rhodesiensis, Homo Soloensis, dan
Homo Heidelbergensis, sedangkan yang termasuk kedalam Neonthropik adalah Homo
Cromanosis dan Homo Sapiens.
Di Indonesia sendiri banyak ditemukan berbagai
jenis manusia purba yang diantaranya adalah:
a) Meganthropus
Cirri-ciri : -Rahang
besar dan tegap -Tulang
kening menonjol
-Graham besar -Tulang belakang
kepala menonjol
-Otot kunyah besar -Dagu tidak ada
b) Pithecanthropus
Ciri-ciri
: - Tinggi badan Antara 165-180 cm
-Kening menonjol dan dagu tidak ada
- Volume otak 750-1.000
cc -tulang kepala menonjol
-Rahang dan graham kuat
c) Homo
Ciri-ciri
: - Tinggi badan Antara 130-210 cm -Dahi dan kepala sudah membulat
- Volume otak 1.000-2.000 cc -Muka tidak Masif
-Rahang, gigi dan alat kunyah mengecil
-Berjalan dan berdiri tegak
A. Homo
Soloensis dan Homo Wajakensis
Soloensis
ditemukan oleh Oppenoorth sekitar tahun 1931 di desa Ngandong, Jawa Tengah,
ditepi Bengawan Solo. Secara anatomis Homo Soloensis sangat berbeda dengan Pithecantropus
Erectus. Homo Soloensis hidup di zaman Pleistocenum atas, susuai dengan letak
fosil di Ngandong.
Wajakensis
ditemukan oleh B. D Van Rietschoten di Wajak dekat Tulung Agung, Jawa Timur .
pada tahun 1889 diteliti oleh Dr. E, Dubois. Wajakensisi dimasukan kedalam masa
pleistocenum, meskipun masih sukar untuk menetapkan waktunya dengan pasti.
Kapasitas tengkorak Wajakensis adalah 1550 cc sampai 1650 cc dan mirip dengan
tengkorak penduduk asli benua Australia.
B. Meganthropus
Palaeojavanicus
Meganthropus
Palaeojavanicus berarti manusia raksasa yang berasal dari jawa, fosil manusia
purba ini adalah jenis paling tua yang pernah ditemukan di Indonesia, penemunya
adalah Von Koeningswald di daeraj sangiran. Fosil yang ditemukan berupa rahang
bawah serta gigi lepas. Berdasarkan umur pada lapisan tanah, diperkirakan fosil
ini berumur 1-2 juta tahun yang lalu.
C. Pithecanthropus
Fosil
manusia purba ini banyak di temukan di daerah Indonesia, manusia ini hidup
dizaman Ploeistocenum awal, tengah dan akhir sekitar 1-2 juta tahun yang lalu.
Fosil manusia ini banyak ditemukan di daerah Mojekerto, Kedung Brubus, Trinil,
Sangiran, Sambung Macan dan Ngandong.
Jenis-jenis
Pithecanthropus
·
Pithecanthropus Mojokertensis, ditemukan
tahun 1936 di sangiran pada lapisan Pleistosen Bawah
·
Pithecanthropus Erectus, artinya manusia
kera yang berjalan tegak ditemukan tahun 1891 di Kedung Brubus, Trinil dan
Sangiran pada lapisan Pleistosen tengah.
·
Pithecanthropus Soloensis, ditemukan
pada lapisan Pleistosen tengah didaerah Sangiran serta pada lapisan Pleistosen
atas di Ngandong.
IV.
RAS DAN KLASIFIKASI RAS
Menurut
Gill dan Gilbert, ras merupakan sekolompok manusia yang dapat dibedakan menurut
karakteristik fisik yang dihasilkan melalui proses reproduksi, sedangkan
menurut Daljoeni, ras suatu katagori dari seorang yang bias superior maupun
interior, yang ditandai oleh karakteristik fisik, seprti warna kulit, tekstur
rambut, lipatan mata dan pengelompokan manusia berdasarkan karakteristik
biologis, seperti ras Mongoloid, Negroid, Kaukasoid.
A.
Tanda-Tanda Fisik Yang Menjadi Dasar Pembagian Ras
a. Bentuk
badan
b. Bentuk
kepala
c. Bentuk
air muka dan tulang rahang bawah
d. Bentuk
hidung
e. Warna
kulit, mata dan rambut
f. Bentuk
rambut.
B.
Pembagian Kelompok Ras
Klasifikasi
Ras menurut C. Linneus pada tahun 1725, terbagi atas 4 golongan yaitu: Europeus
Albus, Asiaticus luridus, Americanus rufus dan Afer niger, kemudian pada tahun
1755 klasifikasi ras dikemukan juga oleh Blumenbach, yang membagi kedalam 5 ras
utama yaitu: Caucasia, Ethopia, Mongolia, Amerika dan Melayu. Blumenbach
menggunakan ciri kulit dan geografi dalam system pembagiannya, kemudia setelah
itu pada tahun 1933 Von Eickstedt mengemukakan adanya tiga ras besar utama
yaitu: Europeid, Negrid dan Mongoloid. Indonesia sendiri termasuk kedalam ras
Mongoloid, sementara Maluku dan Papua termasuk kedalam ras Negroid Oceanic.
C.
Masalah Ras
Etnosentrisme
adalah satu sifat manusia sebagai hasil dari kebudayaan yang menganggap bahwa
cara hidup golongannya itu lebih baik, sedangkan cara hidup golongan lain tidak
lebih baik dari golongannya. Prasangka ras selalu berjalan dengan prasangka
golongan lain, prasangka ras dapat berkembang sebagai suatu ideology yang kita
biasa sebut dengan Rasisme. Rasisme
mengandung ajaran bahwa perbedaan kebudayaan dibawa oleh kelahiran dan
karenanya tidak dapat diubah lagi. Pandangan yang mengandung prasangka
terdapatnya perbedaan ras ialah pandangan yang dikemukan oleh Yoseph Arthur
Gebineau tahun 1816-1892 dalam kitab yang berjudul Essay sur l’ine’ galite des races humaines, pandangannya itu
berisi:
a. Suku-suku
bangsa yang masih liar itu biadab, meskipun dalam waktu yang silam mereka
pernah mengadakan hubungan dengan bangsa-bangsa yang lebih tinggi peradabannya
dan bagaimanapun mereka itu akan selalu menduduki tempat yang rendah.
b. Suku-suku
bangsa liar itu dapat hidup dalam peradaban yang tinggi, apabila bangsa yang
menciptakan cara hidup dan peradabanya yang tinggi itu adalah cabang yang lebih
tinggi daripada ras yang sama.
c. Kondisi
yang sama seperti tersebut diatas itu harus ada, kalau dua peradaban denang
kuat saling mempengaruhi dan menimbulkan peradaban yang baru terdiri dari
unsure-unsur yang terdapat dalam kedua peradaban itu dan peradaban itu tidak
mungkin tercampur.
d. Peradaban
yang berasal dari ras yang berbeda tidak dapat saling mempengaruhi.
No comments:
Post a Comment