Monday, 10 November 2014

ANTARA BUDAYA DAN KEHIDUPAN MODERN



Indoseia adalah Negara dengan kebudayaan yang melimpah ruah di tengah keberadaanya sebagai Negara agraris dan Negara kepulauan terbesar didunia. Dengan ini Indonesia menampatkan dirinya sebagai Negara yang berbudaya dan beradat tinggi. Dengan keramah tamahannya serta di dukung dengan kebudayaan dan adat istiadatnya yang melimpah ruah, seharusnya Indonesia mampu membangun kebudayaannya sendiri tanpa harus ada budaya lain yang tercampur di dalam kebudayaan Indonesia. Namun hal itu berbanding terbalik dengan kenyataannya, kebudayaan yang sedang berkembang di Indonesia saat ini adalah kebudayaan kolonialisme, kapitalisme, kebudayaan yang datang dari luar dan kebudayaan konsumtif.
            Kebudayaan kolonialisme yang berkembang saat ini adalah membudayanya praktek korupsi, kolusi dan nepotisme yang pada dasarnya sangat merugikan semua pihak terutama rakyat kecil, kebudayaan ini mulai berkembang saat pendudukan belanda di Indonesia, pada saat itu pula kita mengenal istilah korupsi, kolusi dan nepotisme, yang akhirnya membawa belanda dalam kebangkrutan.
            Sedangkan budaya kapitalisme yang berkembang saat ini di tengah-tengah kehidupan berdemokrasi adalah budaya yang berkaitan dengan produk ideology, seni, sastra, gaya hidup, kebiasaan , pola pikir, prilaku yang konsumtif dan lain sebagainya. Di era kapitalisme yang semakin majunya perkembangan ilmu teknologi dan pengetahuan semua manusia menilai segala sesuatunya dengan untung dan rugi dari kreativitas manusia yang di hasilkan baik barang maupun jasa untuk menghasilkan keuntungan yang melimpah dan untuk memperkaya diri sendiri.
            Setelah itu kita mengenal budaya luar yang sangat di kagumi oleh anak-anak remaja hingga dewasa. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang terbuka, oleh sebab itu kita harus bisa menyaring budaya yang datang dari luar agar bisa mendapatkan manfaat yang baik.
            Kemudian budaya luar yang ikut mengasingkan budaya bangsa Indonesia sendiri, adalah membudayanya gaya hidup ala barat dan pola pikir alat barat yang mengesampingkan agama, moral, etika, norma, adat istiadat, dan budaya yang tertanam sejak dulu, sehingga budaya ini tumbuh dan berkembang dikalangan remaja yang semakin menghilangkan moral berbangsa dan bernegara.
            Budaya konsumtifpun ikut menyemarakan kehidupan masyarakat Indonesia, kebudayaan konsumen yang bersifat konsumeris atau suka berbelanja menjadikan karakteristik  yang khas pada maysarakat Indonesia akhir-akhir ini. Kebudayaan konsumtif didefinisikan sebagai rasa prilaku konsumen yang berubah setiap hari. Budaya konsumen mengacu pada budaya konsumsi maysarakat Indonesia yang sangat tinggi dan mengacu pada produksi masa atas dasar ekonomi dan membentuk presepsi, nilai, hasrat, dan identitas personal.
            Memang benar bahwa di era globalisasi ini, sulit untuk membendung kebudayaan asing yang masuk dan menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia. Tapi kita juga harus bisa memilih dan memilah kebudayaan asing yang cocok untuk di terapkan di kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan norma dan adat istiadat yang berlaku di Indonesia agar tidak terjadi pertentangan antar budaya dan tidak pudarnya budaya sendiri di tengah budaya asing yang masuk dan menyerbu. Namun kita harus berusaha untuk menyaring budaya yang sesuai dengan aturan agama, norma, hukum, etika dan moral agar tidak sembarang kebudayaan bisa masuk dan menjadi kebiasaan atau gaya hidup yang telah mendarah daging.
            Saya kira dengan kemajemukan masyarakat Indonesia yang berpegang teguh pada 5 dasar pedoman hidup berfalsafah pancasila yang menjunjung tinggi adat dan kebiasaan rakyat Indonesia tidak perlu untuk melakukan penyerbukan silang antar budaya, karena ditakutkan hal semacam itu bisa mengubah pola pikir masyarakat Indonesia dan lebih memilih kebudayaan asing untuk dijadikan gaya hidupnya di tengah zaman yang modern ini. Tapi jika budaya asing yang akan disilangkan itu banyak manfaatnya, saya kira itu tidak menjadi masalah selama kita masih berpegang teguh pada norma dan pedoman hidup berpancasila.
            Memang tidak semua kebudayaan asing itu bersifat negatif bagi kita, tapi kita juga tidak bisa memungkiri bahwa banyak orang yang salah mengartikan dan salah menpraktekkannya di kehidupan bermasyarakat, sehingga kejadian-kejadian yang melanggar norma itu sering terjadi dan menimpah banyak kalangan, termasuk anak kecil yang masih di bawah umur. Oleh karena itu kita harus lebih pintar memilih kebudayaan yang mempunyai banyak nilai positif untuk menjadi kebudayaan baru masyarakat Indonesia tanpa harus meninggalkan kebudayaan dan kebiasaan masyarakat Indonesia, agar nantinya kebudayaan yang sudah ada tidak hilang begitu saja.
            Saat ini anak-anak remaja lebih terpaku dan menyenangi kebudayaan dari luar, seperti budaya dari korea, jepang, dan barat. Mereka lebih memilih semua itu, karena menurut mereka gaya hidupnya sesuai dengan apa yang mereka suka dan berkembang sesuai pergaulan saat ini. Disanalah peran kita untuk menciptakan budaya Indonesia yang baru dan tetap dengan  dilandasi dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di indoneisa tanpa harus mengasingkan budaya sendiri serta sesuai dengan perkembangan zaman, agar anak-anak remaja lebih memilih budaya yang berkembang di Indonesia dan merupakan budaya sendiri untuk menjadi gaya hidup dan pergaulan mereka, tapi semua itu bukan berarti budaya yang sudah ada tidak mengikuti pekerkembangan zaman atau kurang menarik untuk menjadi gaya hidup mereka, namun budaya yang baru lebih mereka sukai dan menjadi bagian dari pergaulan mereka.
            Perkembangan budaya daerah yang ada di Indonesia pada saat ini mengalami kemunduran akibat adanya budaya asing yang masuk dan di gandrungi oleh kebanyakan kaum muda, namun saat ini ada beberapa kelompok atau bahkan lebih di setiap daerahnya yang berusaha untuk melestarikan budaya daerah mereka masing-masing. Kelompok-kelompok itu yang digawangi oleh segelintir anak muda yang prihatin akan budayanya yang kian hari memudar karena di tinggalkan oleh mereka, karena lebih tertarik pada budaya luar yang menurutnya lebih modern dan sesuai dengan usia mereka. Keprihatinan inilah yang mendorong kaum muda mudi di bantu oleh para tokoh budayawan lokal untuk ikut ambil bagian melestarikan dan mengembangkan keseniannya untuk di gemari oleh anak muda lainnya agar mereka tak melupakan budaya mereka sendiri dan bahkan akhir-khir ini ada sekelompok pemuda dengan kesenia yang mereka lakoni berlaga dikancah nasional atau internasional, sehingga mereka mampuh mengharumkan nama daerahnya dengan kesenian dan budaya yang mereka tampilkan.
            Kita bisa melihat usaha anak muda ini di sebuah sanggar seni atau sebuah perkumpulan yang membahas dan bergerak di bidang kesenian dan budaya daerah, mereka dengan telatennya mempelajari lagi kesenian yang telah lama mereka tinggalkan. Antusias mereka yang kembali mempelajari kesenian dan budayanya itu terlihat dari banyaknya anggota perkumpulan dan sanggar seni yang mereka ikuti.
            Salah satu bukti bahwa sebagian anak muda mulai simpati kepada budaya dan kesenian mereka, di sebuah kampung di Majalaya, tepatnya arah timur kota Bandung ada beberapa sanggar seni yang berhasil anak muda itu kembangkan, salah satunya adalah sanggar seni yang mempelajari tari jaipong dan ini di latih langsung oleh seorang gadis yang berusia sekitar 18 tahun, kemudian setelah itu ada padepokan pencak silat yang kebanyakan anggotanya terdiri dari anak-anak usia Tk hingga orang dewasa usia SMA. Ini membuktikan bahwa kali ini budaya Indonesia mulai di gemari dan lestarikan oleh anak muda Indonesia.
            Terlepas dari semua itu ada pula sekelompok pemuda yang mencampurkan kesenian daerah dengan kesenian luar, inipun tak menjadi masalah karena yang di padukan masih berdasarkan atas kebudayaan Indonesia itu sendiri dan ini banyak di gemari oleh anak muda yang menyukai sesuatu yang baru. Kita boleh memadukan budaya asing dengan budaya lokal asalkan unsure dari budaya lokal tidak hilang.
            Bahkan saat ini inovasi terbarunya adalah perpaduan alat musik daerah dengan alat musik modern memberikan warna dalam musik menjadi lebih etentik, contohnya alat musik angklung dengan alat musik drum, gitar, bass dll. Dengan inovasi seperti itulah kebudayaan dan kesenian perlahan-lahan naik lagi kepermukaan dan menjadi kebudayaan baru unutuk ikut menjadi bagian dari gaya hidup pemuda saat ini.
            Memang kita harus bersifat terbuka, tapi kita juga harus mempunyai sifat selektif untuk bisa menentukan budaya mana yang baik untuk kita sendiri agar bisa di nikmati dan kita tiru sebagai gaya hidup baru yang membawa perubahan kearah yang lebih baik  tanpa mengesampingkan budaya yang ada dan tidak menghilangkan norma yang telah mengakar.
            Penyilangan budaya sangat baik untuk membangun kebudayaan Indonesia, namun kita harus menilik lagi kebudayaan mana yang cocok untuk di padukan dengan kebudayaan kita. Agar nantinya tidak ada lagi pertentangan dan konflik social budaya yang menentang budaya baru untuk di budidayakan dan berkembang di Negara kita.
            Jika keindahan suatu budaya di padukan dengan keindahan budaya kita, saya yakin dari hasil itu masyarakat Indonesia bisa menikmati perpaduan dua budaya yang sesuai dengan gaya hidup mereka, tapi tetap mempertahankan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila serta adat dan kebiasaan masyarakat lokal yang telah ada dan kelak akan ikut menikmati perpaduan budaya itu, sehingga budaya Indonesia semakin beragam dan semakin kaya dan mampuh membangun benteng pertahanan budaya agar budaya negative dari luar tidak bisa masuk dan meracuni kehidupan kita. Setelah itu tinggal langkah kita baik tua maupun muda untuk mengembangkan dan mempertahankan budaya yang telah tercipta.
            Jadi kesimpulannya adalah, penyilangan budaya asing dengan budaya Indonesia adalah  strategi yang cukup bagus untuk mempertahankan dan membangun kembali budaya Indonesia yang telah mengalami kemunduran serta menciptakan budaya baru tanpa harus kehilangan nilai-nilai, etika, serta norma yang berlaku di Negara kita, namun kita tetap harus memperhatikan kualitas budaya asing yang akan di silangkan dengan budaya Indonesia, agar menghasilkan sebuah budaya yang tidak menyimpang dari kebiasaan dan adat istiadat yang tumbuh dan berkembang serta mengakar pada kehidupan bangsa Indonesia. Oleh karena itu kita harus menjadi masyarakat cerdas dan bijaksana untuk menyikapi hal baru agar tidak terjadi kesalah pahaman dan kekeliruan serta penyesalan di kemudian hari.

No comments:

Post a Comment