Indoseia
adalah Negara dengan kebudayaan yang melimpah ruah di tengah keberadaanya
sebagai Negara agraris dan Negara kepulauan terbesar didunia. Dengan ini
Indonesia menampatkan dirinya sebagai Negara yang berbudaya dan beradat tinggi.
Dengan keramah tamahannya serta di dukung dengan kebudayaan dan adat
istiadatnya yang melimpah ruah, seharusnya Indonesia mampu membangun
kebudayaannya sendiri tanpa harus ada budaya lain yang tercampur di dalam
kebudayaan Indonesia. Namun hal itu berbanding terbalik dengan kenyataannya,
kebudayaan yang sedang berkembang di Indonesia saat ini adalah kebudayaan
kolonialisme, kapitalisme, kebudayaan yang datang dari luar dan kebudayaan
konsumtif.
Kebudayaan kolonialisme yang
berkembang saat ini adalah membudayanya praktek korupsi, kolusi dan nepotisme
yang pada dasarnya sangat merugikan semua pihak terutama rakyat kecil,
kebudayaan ini mulai berkembang saat pendudukan belanda di Indonesia, pada saat
itu pula kita mengenal istilah korupsi, kolusi dan nepotisme, yang akhirnya
membawa belanda dalam kebangkrutan.
Sedangkan budaya kapitalisme yang
berkembang saat ini di tengah-tengah kehidupan berdemokrasi adalah budaya yang
berkaitan dengan produk ideology, seni, sastra, gaya hidup, kebiasaan , pola
pikir, prilaku yang konsumtif dan lain sebagainya. Di era kapitalisme yang
semakin majunya perkembangan ilmu teknologi dan pengetahuan semua manusia
menilai segala sesuatunya dengan untung dan rugi dari kreativitas manusia yang
di hasilkan baik barang maupun jasa untuk menghasilkan keuntungan yang melimpah
dan untuk memperkaya diri sendiri.
Setelah itu kita mengenal budaya
luar yang sangat di kagumi oleh anak-anak remaja hingga dewasa. Hal ini
menunjukan bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang terbuka, oleh
sebab itu kita harus bisa menyaring budaya yang datang dari luar agar bisa
mendapatkan manfaat yang baik.
Kemudian budaya luar yang ikut
mengasingkan budaya bangsa Indonesia sendiri, adalah membudayanya gaya hidup
ala barat dan pola pikir alat barat yang mengesampingkan agama, moral, etika,
norma, adat istiadat, dan budaya yang tertanam sejak dulu, sehingga budaya ini
tumbuh dan berkembang dikalangan remaja yang semakin menghilangkan moral
berbangsa dan bernegara.
Budaya konsumtifpun ikut
menyemarakan kehidupan masyarakat Indonesia, kebudayaan konsumen yang bersifat
konsumeris atau suka berbelanja menjadikan karakteristik yang khas pada maysarakat Indonesia
akhir-akhir ini. Kebudayaan konsumtif didefinisikan sebagai rasa prilaku konsumen
yang berubah setiap hari. Budaya konsumen mengacu pada budaya konsumsi
maysarakat Indonesia yang sangat tinggi dan mengacu pada produksi masa atas
dasar ekonomi dan membentuk presepsi, nilai, hasrat, dan identitas personal.
Memang benar bahwa di era
globalisasi ini, sulit untuk membendung kebudayaan asing yang masuk dan menjadi
gaya hidup masyarakat Indonesia. Tapi kita juga harus bisa memilih dan memilah
kebudayaan asing yang cocok untuk di terapkan di kehidupan sehari-hari yang
sesuai dengan norma dan adat istiadat yang berlaku di Indonesia agar tidak
terjadi pertentangan antar budaya dan tidak pudarnya budaya sendiri di tengah
budaya asing yang masuk dan menyerbu. Namun kita harus berusaha untuk menyaring
budaya yang sesuai dengan aturan agama, norma, hukum, etika dan moral agar
tidak sembarang kebudayaan bisa masuk dan menjadi kebiasaan atau gaya hidup
yang telah mendarah daging.
Saya kira dengan kemajemukan
masyarakat Indonesia yang berpegang teguh pada 5 dasar pedoman hidup
berfalsafah pancasila yang menjunjung tinggi adat dan kebiasaan rakyat
Indonesia tidak perlu untuk melakukan penyerbukan silang antar budaya, karena
ditakutkan hal semacam itu bisa mengubah pola pikir masyarakat Indonesia dan
lebih memilih kebudayaan asing untuk dijadikan gaya hidupnya di tengah zaman
yang modern ini. Tapi jika budaya asing yang akan disilangkan itu banyak
manfaatnya, saya kira itu tidak menjadi masalah selama kita masih berpegang
teguh pada norma dan pedoman hidup berpancasila.
Memang tidak semua kebudayaan asing
itu bersifat negatif bagi kita, tapi kita juga tidak bisa memungkiri bahwa
banyak orang yang salah mengartikan dan salah menpraktekkannya di kehidupan
bermasyarakat, sehingga kejadian-kejadian yang melanggar norma itu sering terjadi
dan menimpah banyak kalangan, termasuk anak kecil yang masih di bawah umur.
Oleh karena itu kita harus lebih pintar memilih kebudayaan yang mempunyai
banyak nilai positif untuk menjadi kebudayaan baru masyarakat Indonesia tanpa
harus meninggalkan kebudayaan dan kebiasaan masyarakat Indonesia, agar nantinya
kebudayaan yang sudah ada tidak hilang begitu saja.
Saat ini anak-anak remaja lebih
terpaku dan menyenangi kebudayaan dari luar, seperti budaya dari korea, jepang,
dan barat. Mereka lebih memilih semua itu, karena menurut mereka gaya hidupnya
sesuai dengan apa yang mereka suka dan berkembang sesuai pergaulan saat ini.
Disanalah peran kita untuk menciptakan budaya Indonesia yang baru dan tetap
dengan dilandasi dengan nilai-nilai dan
norma-norma yang berlaku di indoneisa tanpa harus mengasingkan budaya sendiri
serta sesuai dengan perkembangan zaman, agar anak-anak remaja lebih memilih
budaya yang berkembang di Indonesia dan merupakan budaya sendiri untuk menjadi
gaya hidup dan pergaulan mereka, tapi semua itu bukan berarti budaya yang sudah
ada tidak mengikuti pekerkembangan zaman atau kurang menarik untuk menjadi gaya
hidup mereka, namun budaya yang baru lebih mereka sukai dan menjadi bagian dari
pergaulan mereka.
Perkembangan budaya daerah yang ada
di Indonesia pada saat ini mengalami kemunduran akibat adanya budaya asing yang
masuk dan di gandrungi oleh kebanyakan kaum muda, namun saat ini ada beberapa
kelompok atau bahkan lebih di setiap daerahnya yang berusaha untuk melestarikan
budaya daerah mereka masing-masing. Kelompok-kelompok itu yang digawangi oleh
segelintir anak muda yang prihatin akan budayanya yang kian hari memudar karena
di tinggalkan oleh mereka, karena lebih tertarik pada budaya luar yang menurutnya
lebih modern dan sesuai dengan usia mereka. Keprihatinan inilah yang mendorong
kaum muda mudi di bantu oleh para tokoh budayawan lokal untuk ikut ambil bagian
melestarikan dan mengembangkan keseniannya untuk di gemari oleh anak muda
lainnya agar mereka tak melupakan budaya mereka sendiri dan bahkan akhir-khir
ini ada sekelompok pemuda dengan kesenia yang mereka lakoni berlaga dikancah
nasional atau internasional, sehingga mereka mampuh mengharumkan nama daerahnya
dengan kesenian dan budaya yang mereka tampilkan.
Kita
bisa melihat usaha anak muda ini di sebuah sanggar seni atau sebuah perkumpulan
yang membahas dan bergerak di bidang kesenian dan budaya daerah, mereka dengan
telatennya mempelajari lagi kesenian yang telah lama mereka tinggalkan. Antusias
mereka yang kembali mempelajari kesenian dan budayanya itu terlihat dari
banyaknya anggota perkumpulan dan sanggar seni yang mereka ikuti.
Salah satu bukti bahwa sebagian anak
muda mulai simpati kepada budaya dan kesenian mereka, di sebuah kampung di
Majalaya, tepatnya arah timur kota Bandung ada beberapa sanggar seni yang
berhasil anak muda itu kembangkan, salah satunya adalah sanggar seni yang
mempelajari tari jaipong dan ini di latih langsung oleh seorang gadis yang
berusia sekitar 18 tahun, kemudian setelah itu ada padepokan pencak silat yang
kebanyakan anggotanya terdiri dari anak-anak usia Tk hingga orang dewasa usia
SMA. Ini membuktikan bahwa kali ini budaya Indonesia mulai di gemari dan lestarikan
oleh anak muda Indonesia.
Terlepas dari semua itu ada pula
sekelompok pemuda yang mencampurkan kesenian daerah dengan kesenian luar,
inipun tak menjadi masalah karena yang di padukan masih berdasarkan atas
kebudayaan Indonesia itu sendiri dan ini banyak di gemari oleh anak muda yang
menyukai sesuatu yang baru. Kita boleh memadukan budaya asing dengan budaya
lokal asalkan unsure dari budaya lokal tidak hilang.
Bahkan saat ini inovasi terbarunya
adalah perpaduan alat musik daerah dengan alat musik modern memberikan warna
dalam musik menjadi lebih etentik, contohnya alat musik angklung dengan alat
musik drum, gitar, bass dll. Dengan inovasi seperti itulah kebudayaan dan
kesenian perlahan-lahan naik lagi kepermukaan dan menjadi kebudayaan baru
unutuk ikut menjadi bagian dari gaya hidup pemuda saat ini.
Memang kita harus bersifat terbuka, tapi
kita juga harus mempunyai sifat selektif untuk bisa menentukan budaya mana yang
baik untuk kita sendiri agar bisa di nikmati dan kita tiru sebagai gaya hidup
baru yang membawa perubahan kearah yang lebih baik tanpa mengesampingkan budaya yang ada dan
tidak menghilangkan norma yang telah mengakar.
Penyilangan budaya sangat baik untuk
membangun kebudayaan Indonesia, namun kita harus menilik lagi kebudayaan mana
yang cocok untuk di padukan dengan kebudayaan kita. Agar nantinya tidak ada
lagi pertentangan dan konflik social budaya yang menentang budaya baru untuk di
budidayakan dan berkembang di Negara kita.
Jika keindahan suatu budaya di
padukan dengan keindahan budaya kita, saya yakin dari hasil itu masyarakat
Indonesia bisa menikmati perpaduan dua budaya yang sesuai dengan gaya hidup
mereka, tapi tetap mempertahankan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila
serta adat dan kebiasaan masyarakat lokal yang telah ada dan kelak akan ikut
menikmati perpaduan budaya itu, sehingga budaya Indonesia semakin beragam dan
semakin kaya dan mampuh membangun benteng pertahanan budaya agar budaya
negative dari luar tidak bisa masuk dan meracuni kehidupan kita. Setelah itu
tinggal langkah kita baik tua maupun muda untuk mengembangkan dan
mempertahankan budaya yang telah tercipta.
Jadi kesimpulannya adalah,
penyilangan budaya asing dengan budaya Indonesia adalah strategi yang cukup bagus untuk mempertahankan
dan membangun kembali budaya Indonesia yang telah mengalami kemunduran serta
menciptakan budaya baru tanpa harus kehilangan nilai-nilai, etika, serta norma
yang berlaku di Negara kita, namun kita tetap harus memperhatikan kualitas
budaya asing yang akan di silangkan dengan budaya Indonesia, agar menghasilkan
sebuah budaya yang tidak menyimpang dari kebiasaan dan adat istiadat yang
tumbuh dan berkembang serta mengakar pada kehidupan bangsa Indonesia. Oleh
karena itu kita harus menjadi masyarakat cerdas dan bijaksana untuk menyikapi
hal baru agar tidak terjadi kesalah pahaman dan kekeliruan serta penyesalan di
kemudian hari.
No comments:
Post a Comment