SANG
KSATRIA
Awal pagi untuk memulai perjuangan, hari ini aku latihan
paskibra untuk persiapan lomba di salah satu sekolah yang ada di kota ku.
Sebulan sudah aku latihan paskibra bersama rekan-rekan ku, karena di perlombaan
kali ini persaingan memang sangat ketat di mana ini adalah lomba tingkat
provinsi Jawa Barat dan Banten.para pendekar paskibra dari seluruh pelosok Jawa
Barat dan Banten turung semua untuk meraih kemenangan yang bergengsi ini ,
oh iya sebelumnya perkenalkan saya Budi setia pribadi, teman-teman ku biasa
memanggilku budi, aku tergabung di paskibra sekolah semenjak kelas satu smk, di
Smkn 1 majalaya,nama pasukan paskibra kami adalah KSATRIA, nama yang baguskan?.
Target kali ini, aku dan rekan ku menargetkan untuk
menjadi juara dalam LTK ( lomba tarian komando ) dan masuk tiga besar dalam
LKBB ( lomba ketangkasan baris-berbaris). Target yang cukup berat, soalnya
saingan dalam perlombaan ini memang sangat ketat.
Di sekolah semua pihak sangat mendukung perjuangan kami,
hingga pada saat kami melakukan gladi resih, semua orang menyaksikan dan
memberikan dukungan penuh untuk kami, termasuk di dalamnya kepala sekolah.
Semua pihak di sekolah merasa bangga melihat perjuangan kami, walau kami belum
pasti menang, tapi mereka tak peduli soal kalah atau menang, menurutnya kalah
dan menang adalah nilai tambah dari perjuangan kami untuk membawa harum nama
sekolah di ajang lomba ini.
“ baiklah, besok kita akan betarung habis-habisan kita
harus bisa membuat sekolah ini bangga karena telah memiliki KSATRIA smkn 1
mjalaya, apapun yang terjadi besok kita habiskan” motivasi yang di lontarkan
oleh kang hamdan sekaligus danton dan senior ku “ jangan gentar untuk
menghadapi para pendekar dari segala penjuru, karena kita adalah ksatria….jaya”
Ujar kang egih yang juga senior ku “sekarang kalian beristirahat yang cukup,
jangan bergadang, dan unuk kamu budi belajar lebih keras lagi untuk lomba
pengetahuan umumnya” ujar bu Linda Pembina paskibra sekolah kami. Kami pun
mengakhiri latiahan terakhir ini dengan doa dan harapan di esok pagi.
Di perjalanan pulang aku berharap untuk kemenangan besok
yang berhasil di genggam oleh kami “ besok aku harus bisa” ujar ku dalam hati.
Hinnga tak terasa akupun sampai di rumah dengan selamat. Di rumah aku di sambut
oleh kedua orang tua ku “giamana tadi latihannya?” Tanya ibuku “ya lombayan
cape sih, tapi semua itu pasti akan mendapatkan hasil yang terbaik untuk ku dan
teman-teman ku” jawabku “ ya sudah lah, mandi saja sana!,” perintah ibu ku. Aku
pun pergi mandi, setelah itu aku beristirahat di kamar untuk menyambut hari
esok.
Kini hari yang ku tunggu pun telah tiba, temat pukul enam
pagi aku dan yang lainya berangkat menuju ke tempat perlombaan itu. Di dalam
mobil semua orang terlihat tegangan dan
aku sendiri hanya melampiaskan ketegangan ku untuk membaca buku pelajaran, di
karenakan aku yang mewakili pengetahuaan umumnya. Sesampainya di tempat
perlombaan itu kami langsung diantar oleh panitia paerlombaan ke barak peserta.
Di barak kami di tempatkan dengan paskibra sekolah yang berasal dari majalaya
juga dengan kata lain kami masih satu daerah asal dan berjuang atas nama daerah
dan sekolah kami masing-masing.
Kini tiba saatnya aku berjuang terlebih dahulu dalam
lomba pengetahuan umumnya, di sini aku berjuang bersama kang hamdan dan kang
egih.waktu lomba pengetahuan umum pun di mulai. Dari seratus soal yang telah di
sediakan oleh panitia kami harus menjawabnya dalam waktu yang sangat singkat
hanya tujuh menit. Dan kami tela berhasil menjawab semua soal yang telahdi
sediakan oleh panitia, kini hanya tinggal menunggu hasilnya. “gimana tadi
soalnya” Tanya salah satu rekan ku “ ya agak sulit sih, tapi kita tinggal
menuggu hsilnya aja” jawab ku yang terlampau pasrah.
Kini setelah aku dan rekan-rekan ku menuggu berjam-jam,
kini tiba saatnya untuk menampilkan tarian komado di hadapan orang banyak, rasa
degdegan pun mulai mendekap ku, rasanya hasil latihan dari berminggu ini jadi
hilang karena rasa degdegan yang menghadang kami. Di saat kami akan memasuki
daerah persiapan dua kami di beri motivasi oleh Pembina kami “ kalian harus
memetik buah yang manis dari hasil jerih payah kalian selama ini, saya tak
peduli apa hasilnya nanti yang penting kalian harus berusaha,mengalahkan orang
lain itu gampang tapi menagalahkan diri sendiri itu sulit. Dan anggap saja lapangan
yang kalian pijak nanti adalah milik kalian seorang” ujar bu linda sang Pembina
kami. Kini saatnya kami masuk kelapangan, di sisi-sisi lapangan banayk orang
yang memperhatikan kami, di saat kami masuk dan menggebrakan langkah tegap kami
semua orang bertepuk tangan, setelah kami berbaris di lapangan denagan lencang
kanan dan musik tarian komando pun di putar semua orang bersorak dan bertepuk
tangan. Disini kami berusaha menampilkan apa yang telah kami pelajari selama
berminggu-minggu, walaupun akhirnya dari perjuangan kami yang begitu melelahkan
harus di tentukan oleh hari ini. Tak ada
satu kata pun yang kami kenal dalam hidup kami untuk kalah, yang ada kami hanya
mengenal kemenangan yang hakiki, baik itu kemenangan secara nyata ataupun
kemenangan harus menerima segala sesuatu yang tak di harapkan dengan lapang
dada dan keikhlasan.
Aku hanya memikirkan kemenangan dalam melawan diri ku
sendiri, karena inilah yang bisa membawaku ke dalam kemenangan yang hakiki.
Walaupun aku pada akhirnya harus merasakan bagaimana sakitnya terjatuh karena
ambisiku yang kuat untuk menang di patahkan oleh kerikil kecil yang berhasil
membuat ku tersandung, aku ikhlas untuk meneriman itu semua dan akau percaya
bahwa allah tuhan ku akan memberikan aku kemenamngan yang besar.
Akhirnya perjuangan pun telah selesai kami semua kembali
ke ruangan peserta dengan canda dan tawa kami, karena telah berhasil
mengalahkan diriku sendiri, namun
perjuangan hari ini belum berakhir, karena kami harus berjuang lagi di
lomba ketangkasan baris-berbaris yang tak lama lagi akan di mulai.
Setelah selesai melaksanakan tarian komando, kami
bersiap-siap melaksanakan lomba ketangkasan baris-berbaris, seperti biasa
sebelum kami terjun ke lapangan kami di beri motivasi kembali oleh sang Pembina
“ tadi kalian telah berhasil melakukan tugas kalian hanya tinggal menuggu
hasilnya dan sekarang tiba saatnya untuk berjuang kembali. Dan anggap saja
lapangan yang kalian pijak nanti adalah milik kalian seorang” ujar bu linda
sang Pembina, semangat kami pun mulai bangkit lagi kami semua bertekad untuk
memetik kemenangan dan membawa piala ke sekolah kami “ dan sekarang saatnya
untuk berjuang habis-habisan” ujar senior kami. Kami pun bergegas pergi menuju
daerah persiapan, disana kami mulai di nilai dari kekompakan dan keserasian
kostom per satu pasukan. Ketegangan mulai datang kembali dan menghadang ku,
tapi aku berusaha untuk tidak tegang karena melihat mereka dan perjuangan
mereka selama ini, lagi pula kita telah berjuang bersama-sama dan melewati
semua bersama-sama.
Kini tiba perjuangan terakhir untuk hari ini, di saat
kami memasuki lapangan dan mulai menampilakan ketangkasan dan pariasi
baris-berbaris kami di hadapan dewan juri, semua orang langsung memadati
pinggir lapangan untuk menyaksikan kami bertarung, dukungan pun di berikan
mereka untuk pasukan psakibra kami, terlebihnya saat kami menampilkan variasi
formasi cicilalang, mereka semua bersorak dan bertepuk tangan. Hingga pada
akhirnya kami telah selsai berjuang, pembina kami pun tersenyum dan bangga
melihat penampilan kami setelah itu aku pergi ke ruangan peserta dan setelah
aku sampai di ruangan peserta akupun berkata “aku berhasil mengalahkan diriku
sendiri” teriak ku di dalam ruangan peserta, semua orang melirik kepada ku, aku
hanya tersenyum malu “ kenapa bud?”Tanya seorang teman ku “ aku berhasil
mengalahkan diriku sendiri”jawab ku yang bahagia “ itu semua atas perjuanagn
keras mu, bud” ujar sahabat ku “ terimakasi atas doa kalian dan dukungan mu”
kata ku yang berjabat tangan dengan sahabat ku. Ini adalah hari yang mungkin
menjadi sejarah pertama aku berjuang untuk memperoleh kemenangan.
Setelah berjuang seharian di hari ini, kini tiba saatnya
untuk mengetahui hasil perjuangan selama ini. Rasa was-was karena takut
kemenangan ku tertunda itu terjadi di hari ini, aku mulai menunduk dan memegang
erat-erat sebuah batu kecil yang ada di tangan ku untuk ku lemparkan jika aku
menang dan akan ku bawa jika kemenangan ku tertunda. “baiklah para peserta
sekalian kini tiba saatnya kit amengetahui siapa yang menjadi juara dalam lomba
ketangkasan baris-berbaris, lomba tarian baris-berbaris dan lomba pengetahuan
umum. Dan juara ke tiga lomba pengetahuan umum tingkat SMA/SMK dan MA sederajat
se Jawa Barat dan Banten di raih
oleh….., untuk juara duanya di raih oleh…….untuk juara pertama di raih oleh….”
Ujar dewan juri, hati ku sakit saat aku tidak menang dalam lomba pengetahuan
umum, tapi aku sedikit terobati kerena di dalam lomba ketangkasan
baris-berbaris kami berhasil juara harapan tiga tingkat Jawa Barat dan Banten “
semuanya maaf aku gak bisa membawa piala pengetahuan umum ke pangkuan kita”
ujar ku yang putus asa dan menyerah “ tidak apa-apa, inilah yang namanya
kemenangan yang tertunda” ujar salah satu senior ku. Setelah itu tibalah
saatnya pengumuman lomba ketangkasan baris-berbaris dan lomba tarian komando,
disini kami benar-benar berharap untuk membawa pulang piala kemenangan. Tapi
saat di umumkannya lomba tarian komando, pasukan paskibra kami tidak masuk
nominasi juara, tapi kami sempat mengejar secercah harapan yang mungkin masih
ada untuk kami merasakan bagaimana rasanya menjadi pemenang. Disaat aku dan
yang lainnya mengalami kekecewaan tiba-tiba dewan juri menyebut nama sekolah
kami menjadi juara harapan tiga lomba
ketangkasan baris-berbari tingkat jawabarat dan banten, semua orang pun besorak
bergembira karena paskibra kami salah satu yang terbaik diantara ratusan
peserta. Inilah yang membuat kami bangga, karena dengan kerja keras kami, kami
berhasil membawa tropy kemenangan, tapi aku belum pernah puas apa yang telah di
capai hari ini, karena ini baru permulaan dan awal dari semuanya.